Focuskaltim.id, Balikpapan – Pemerintah kota Balikpapan masih melakukan pembahasan dengan para investor terkait rencana desalinasi air laut. Hal ini mengingat, untuk merealisasikannya butuh proses yang panjang. Dan ada proses yang harus dilalui, minimal 2 tahun. Demikian diungkapkan Kepala Bappeda Litbang Kota Balikpapan Murni.
“Dulu kita pernah melakukan kajian tapi hasilnya dalam harga jual awal itu terlalu besar, sehingga masyarakat kita tidak sanggup. Dan kita punya Pergub yang membatasi nilai jual kita ke masyarakat. Waktu itu kajiannya desalinasi yang bisa kita jual ke masyarakat, berkisar Rp 30.000 per liter kubik,” tegasnya belum lama ini.
Murni mengaku, pihaknya kini masih melihat market pasarnya, sehingga jangan sampai terjadi kerugian. “Untuk hal ini masih dalam proses dan saat ini PDAM sedang mengerjakan be to be oleh pemerintah pusat bukan pemerintah daerah,” katanya.
Lanjut Murni, pihaknya berharap desalinasi air laut ini dapat segera terealisasi. termasuk juga dalam mempercepat rencana pengambilan air baku dari Sungai Mahakam. Sementara itu, Pemerintah kota Balikpapan masih menunggu keputusan terkait rencana pemerintah pusat untuk mengambil alih jaringan pasokan air bersih bendungan Sepaku – Semoi dari OIKN.
“Rencana pasokan air dari kawasan IKN di bendungan sepaku semoi masih dalam perdebatan. Namun keputusan terakhir dari pemerintah pusat kita akan beli dari OIKN. Jadi pipa untuk distribusi dari kawasan IKN Nusantara ke Balikpapan mereka yang bangun kita tinggal beli,” ujarnya.
Murni menjelaskan, adanya rencana jaringan pasokan air bersih bendungan Sepaku – Semoi di ambil alih pemerintah pusat, maka investasi investasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Balikpapan lebih murah. Karena dari proses pengolahan air baku hingga jaringan distribusi dari kawasan Nusantara ke Kota Balikpapan dikelola oleh OIKN.
“Dengan hal tersebut tentunya bisa lebih murah makanya kami minta Kementerian saja yang mengambil hal tersebut, termasuk jaringannya sehingga kita tinggal menerima air bersih,” tegasnya.(*)