Focuskaltim.id, Penajam – Upaya penanganan insiden tenggelamnya KMP Muchlisa kini memasuki tahap krusial, pengangkatan kendaraan dari dasar laut. Memasuki hari ke-23 sejak dimulai pada 1 Juni 2025, tim dari PT Segara Tirta Nur Salvage bekerja penuh kehati-hatian untuk mengevakuasi muatan kendaraan yang ikut karam bersama kapal milik PT Sadena Mitra Bahari itu.
“Bukan pekerjaan ringan, semuanya ditumbuhi tiram-tiram, karena sudah lebih dari sebulan di dasar laut,” ungkap salah satu penyelam dari tim evakuasi, Jojo, Senin (23/6/2025).
Evakuasi ini, total ada sembilan penyelam yang dikerahkan dalam proses pengangkatan. Mereka menghadapi kondisi bawah laut yang tidak selalu bersahabat.
“Kendala terbesar ya cuaca dan arus. Kalau arus terlalu kencang, kami harus menunda penyelaman. Keselamatan personel tetap utama,” lanjut Jojo.
Proses pengangkatan dilakukan secara bertahap, dimulai dari kendaraan yang paling memungkinkan.
Hingga hari ini, satu kontainer, sebuah mobil Brio, dan tiga sepeda motor telah berhasil diangkat. Hari ini, tim melanjutkan dengan target kendaraan yang lebih besar seperti truk tronton, satu unit Brio merah, atau mobil double cabin, tergantung kondisi di bawah laut.
“Mana yang paling gampang kami angkat, itu yang kami dahulukan. Prinsipnya, efisiensi dan keamanan,” ujarnya.
Metode evakuasi pun harus disesuaikan dengan medan. Kendaraan yang berhasil diangkat diikat dengan alat apung dari drum-drum, lalu ditarik oleh dua unit klotok dari lokasi karam menuju Pelabuhan Batu, Penajam.
Dari sana, kendaraan sementara ditempatkan di kawasan Perumahan Biru, belakang Maxi Swalayan.
“Kami pilih lokasi itu karena lebih memungkinkan untuk penampungan sementara. Kalau tidak memungkinkan, ya tetap dekat pelabuhan saja,” ucapnya.
Meski sebagian kendaraan telah berhasil diangkat, sebagian besar masih berada di dasar laut. Penyelam memperkirakan proses ini masih akan terus berlangsung hingga maksimal tiga bulan ke depan, sesuai target penyelesaian dari perusahaan.
PT Sadena, pemilik kapal, menyerahkan sepenuhnya proses penyelamatan kendaraan dan kapal kepada PT Segara Tirta Nur Salvage. Penanganan dimulai dari pengangkatan muatan, barulah kemudian dilakukan pengangkatan terhadap bangkai kapal KMP Muchlisa itu sendiri.
Adapun soal kepemilikan kendaraan, sebagian pemilik disebut telah menerima klaim asuransi.
“Setahu kami, sebagian besar sudah cair asuransinya, tapi kendaraan tetap kami angkat sesuai prosedur,” jelas Jojo.
Dengan tantangan teknis yang cukup besar dan situasi alam yang tak menentu, proses evakuasi ini tak hanya menyoal logistik, tetapi juga soal ketahanan dan kehati-hatian di medan berisiko. Meski demikian, tim berharap seluruh tahapan bisa rampung sesuai jadwal. (*)