Focuskaltim.id, Penajam – Di balik capaian produksi perikanan tangkap yang terus mencetak surplus, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) masih bergulat dengan sejumlah tantangan klasik yang memengaruhi produktivitas nelayan.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP PPU, Lomo Sabani, menyebut tiga faktor utama yang kerap menghambat kinerja nelayan, yakni cuaca ekstrem, keterbatasan akses permodalan, serta kualitas sumber daya manusia (SDM) yang masih perlu ditingkatkan.
“Meski surplus, kendalanya sama seperti tahun lalu, yaitu cuaca, permodalan, dan SDM yang paling berpengaruh,” ujar Lomo saat ditemui di kantornya, belum lama ini.
DKP PPU, kata dia, terus berupaya menjawab tantangan tersebut melalui pembinaan berkelanjutan kepada kelompok nelayan. Pendekatan yang dilakukan tidak hanya bersifat teknis, namun juga mencakup penguatan kelembagaan dan manajemen usaha agar nelayan dapat mengelola sumber dayanya secara mandiri.
“Nah, makanya upaya dari kita yah ikutkan sosialisasi atau bimtek, atau mungkin kita membantu pembinaan kelompok mereka,” tuturnya.
Program pembinaan dilakukan secara bertahap. Kelompok nelayan pemula diarahkan naik kelas menjadi kelompok madya, dengan harapan tidak lagi bergantung pada bantuan pemerintah.
“Jadi kita bina dari kelompok pemula naik menjadi kelompok madya. Nah, yang tadinya hanya menerima bantuan menjadi kelompok yang bertahan sendiri tanpa bantuan atau mandiri,” ucap Lomo.
Ia menambahkan, peran strategis wilayah pesisir PPU sebagai lumbung perikanan tangkap di Kalimantan Timur harus dibarengi dengan kesiapan SDM. Tanpa pembekalan yang memadai, potensi laut yang besar dikhawatirkan tidak mampu mendongkrak kesejahteraan nelayan secara berkelanjutan.
Melalui penguatan kapasitas dan pendampingan yang konsisten, DKP berharap nelayan tidak hanya mampu meningkatkan volume tangkapan, tetapi juga memiliki daya saing dalam tata niaga perikanan dari hulu hingga hilir. (Adv/Diskominfo)