Focuskaltim.id, Samarinda – Ika Wirya Wirawanti, seorang pengamat kesehatan masyarakat dan akademisi dari Universitas Mulawarman (Unmul), memberikan sejumlah tips penting agar daging kurban tetap aman dan layak konsumsi.
Ika menjelaskan bahwa setelah disembelih, daging kurban akan mengalami fase rigor mortis atau dapat membuat daging menjadi alot dan kurang empuk.
“Pada fase ini, dagingnya akan kaku. Jadi, 3 sampai 6 jam pertama setelah penyembelihan, sebaiknya jangan langsung dikonsumsi dulu. Ditunggu saja sampai fase itu terlewati,” ujar Ika saat menjadi pembicara terkait sembelih tepat, olahan daging sehat, Sabtu (7/6/2025).
Setelah melewati fase rigor mortis, daging akan masuk ke tahap pengemasan. Ika menekankan pentingnya keamanan dan kebersihan dalam proses ini.
“Proses pengemasan harus memperhatikan aspek safety dan kebersihannya. Jangan menggunakan kantong plastik berwarna hitam,” tegasnya.
Ika juga menyoroti pentingnya distribusi daging kurban yang cepat. Proses distribusi idealnya dilakukan dalam 4-6 jam setelah penyembelihan agar tidak terjadi pembusukan.
Sesampainya di tangan penerima, daging kurban disarankan untuk langsung diolah. Namun, jika tidak langsung dikonsumsi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanannya.
“Jika ingin dikonsumsi dalam waktu 2 hari ke depan, daging bisa disimpan di chiller dengan suhu kurang lebih di bawah 4 derajat Celcius,” kata Ika.
Untuk penyimpanan jangka panjang, Ika menyarankan untuk menyimpannya di freezer dengan suhu minimal 8 derajat Celcius.
Selain itu, Ika mengingatkan agar memisahkan penyimpanan jeroan dengan daging untuk menghindari kontaminasi silang.
Penyimpanan daging juga harus memperhatikan tidak hanya dagingnya saja, tapi juga makanan di sekitarnya.
Daging sebaiknya dikemas secara individual menggunakan plastik bening atau plastic wrap, bahkan jika memungkinkan, bisa di-vakum.
Sebelum dikemas dan dibekukan, Ika menyarankan agar daging dipotong kecil-kecil terlebih dahulu. Ini penting agar saat akan dimasak, kita tidak perlu mencairkan seluruh bagian daging. Cukup ambil sesuai porsinya.
Proses mencairkan kembali daging secara berulang dapat meningkatkan peluang terjadinya kontaminasi silang dan pertumbuhan bakteri. (*)