Focuskaltim.id, Penajam – Kebutuhan solar untuk sektor pertanian di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) semakin mendesak. Petani di wilayah tersebut sangat bergantung pada solar bersubsidi untuk mengoperasikan alat-alat pertanian mereka, seperti traktor, mesin pemanen, dan penggilingan padi.
Kepala Dinas Pertanian PPU, Andi Traso Diharto, mengungkapkan bahwa kebutuhan solar saat ini masih belum mencukupi untuk memenuhi permintaan dari para petani.
“Kebutuhan solar kita sekitar delapan ton per minggu ini untuk kebutuhan para teman-teman baik itu untuk olah sawah, panen maupun untuk penggilingan padi,” ujar Andi Traso.
Angka ini menunjukkan betapa pentingnya peran solar dalam mendukung kegiatan pertanian di PPU. Solar tidak hanya digunakan untuk mengolah lahan, tetapi juga untuk proses pasca-panen seperti penggilingan padi, yang sangat vital bagi petani.
Namun, Andi Traso mengakui bahwa jumlah solar yang tersedia saat ini masih jauh dari cukup. Kekurangan ini menjadi tantangan besar bagi para petani yang sangat membutuhkan solar untuk memastikan kelancaran operasional mereka.
“Saya rasa memang kalau dari 8 ton per minggu ini kalau kita kali 4 cukup hanya 32 ton saja, namun ini kondisinya di lapangan masih kurang,” jelasnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Dinas Pertanian PPU berusaha mencari solusi dengan berkoordinasi dengan pihak terkait. Langkah ini diharapkan dapat menambah pasokan solar bersubsidi dan memastikan ketersediaannya bagi para petani
“Kita sedang mencoba menganalisa kekurangan ini dan akan kami coba koordinasikan dengan pihak Pertamina agar kekurangan ini ditambahkan terutama untuk rekan petani yang menggunakan alat panen,” tambah Andi Traso..
Upaya untuk mengatasi kekurangan solar juga melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, Pertamina, dan komunitas petani. Pemerintah daerah berkomitmen untuk melakukan pengawasan ketat terhadap distribusi solar bersubsidi agar tepat sasaran dan tidak terjadi penyelewengan.
Selain itu, pemerintah daerah juga terus melakukan pendataan dan analisis kebutuhan solar secara berkala. Data yang akurat mengenai kebutuhan solar di lapangan akan membantu dalam perencanaan dan distribusi yang lebih efektif. Dengan demikian, diharapkan tidak ada lagi petani yang mengalami kesulitan mendapatkan solar untuk kegiatan pertanian mereka. (Adv)