Focuskaltim.id, Samarinda – Kalimantan Timur mampu menjaga stabilitas harga pangan di tengah padatnya aktivitas di Kalimantan Timur pada bulan Agustus termasuk padatnya kegiatan upacara kemerdekaan di IKN, hal ini tercermin dari Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Kalimantan Timur pada periode Agustus 2024 tercatat mengalami deflasi sebesar 0,12 persen (mtm), atau mengalami inflasi sebesar 2,13 persen (yoy) dan 1,19 persen (ytd).
Secara bulanan, pada periode ini Kaltim mengalami deflasi yang lebih dangkal dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 0,38 persen (mtm). Meski demikian capaian tersebut tercatat lebih rendah dibandingkan dengan deflasi nasional yang sebesar 0,03 persen (mtm).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Budi Widihartanto mengatakan secara tahunan, inflasi IHK Kaltim pada bulan ini tercatat lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,18 persen (yoy), namun sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi nasional yang sebesar 2,12 persen (yoy).
Deflasi Kaltim periode Juli 2024 utamanya disumbangkan oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil deflasi sebesar 0,26 persen. Deflasi pada kelompok ini utamanya disumbangkan oleh komoditas Ikan Layang, Daging Ayam Ras, Bawang Merah, Tomat dan kangkung.
Adapun penurunan harga tomat dan bawang merah didorong oleh tibanya masa panen di daerah sentra yakni Jawa Timur, sehingga menyebabkan melimpahnya pasokan di pasar.
Sementara itu, penurunan harga daging ayam ras terjadi seiring dengan melandainya permintaan masyarakat pasca momen HBKN Idul Adha. Deflasi lebih dalam ditahan oleh kelompok transportasi dengan adanya kegiatan upacara kemerdekaan Republik Indonesia di IKN dan kelompok pendidikan yang disebabkan oleh dimulainya tahun ajaran baru.
Upaya pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) terus dilakukan untuk menjaga stabilitas inflasi di Provinsi Kaltim oleh TPID se-Kaltim.
Guna memastikan ketersediaan pasokan telah di resmikan kios pengendali inflasi baru di Pasar Rawa Indah, Kota Bontang, beras SPHP juga terus disalurkan ke Kios Penyeimbang Inflasi di Pasar Segiri dan Pasar Merdeka, operasi pasar murah juga telah dilakukan di Kota Samarinda dan Bontang.
Selain itu sebagai upaya penguatan pasokan di sisi hulu, telah diberikan bantuan sarana dan prasarana tani kepada kelompok tani di Kutai Kartanegara serta digital farming kepada gapoktan di Berau.
Upaya untuk menjaga keterjangkauan harga melalui pasar murah terus dilakukan di Kota Samarinda, Kota Bontang, Kab. Kutai Kartanegara, Kab. Kutai Timur, Kab. Paser, Kab Berau dan Kab. Penajam Paser Utara.
Untuk Kelancaran Distribusi pangan telah diberikan Pemberian subsidi ongkos angkut dalam kegiatan pasar murah.
Sebagai penguatan komunikasi efektif, Komunikasi antar TPID Se-Kaltim terus dilakukan melalui rapat koordinasi untuk mengambil langkah konkret dalam pengendalian inflasi melalui tindak lanjut EWS dalam rangka kegiatan pengendalian inflasi di kota Samarinda dan kabupaten Berau serta Rakorpusda pada tanggal 28 Agustus 2024 dengan tema Penguatan Infrastruktur dan Teknologi untuk Pengamanan Produksi dan Efisiensi Rantai Pasok Menuju Ketahanan Pangan Nasional.
Pencapaian inflasi Kaltim periode Agustus diharapkan dapat berlanjut pada bulan September di tengah tantangan peningkatan tekanan inflasi seiring adanya event lokal dan nasional. Masyarakat juga dapat mendukung pengendalian inflasi Kaltim dengan berbelanja bijak dan tidak melakukan konsumsi secara berlebihan.
Ke depan, TPID Provinsi Kaltim akan terus berkolaborasi dan dalam menjalankan program pengendalian inflasi melalui strategi 4K (keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, serta komunikasi efektif) guna pengendalian inflasi.
Melalui inflasi yang terkendali diharapkan dapat menjadi momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur yang berkelanjutan melalui daya yang terjaga. (Pemprov kaltim )