Focuskaltim.id, Penajam – Kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kg kerap terjadi di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Kalau pun tersedia, masyarakat Benuo Taka harus menebus dengan harga jauh diatas ketentuan. Situasi tersebut banyak dikeluhkan masyarakat lantaran dinilai membebani ekonomi.
Kondisi itu menjadi sorotan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten PPU, Syarifudin HR. Dia menilai terjadinya kelangkaan gas elpiji 3 kg, akibat tidak adanya penambahan kuota dari Pertamina. Saat ini, kebutuhan masyarakat terhadap gas bersubsidi lebih tinggi dibandingkan ketersediaan pasokan dari Pertamina. Kuota elpiji 3 Kg untuk Kabupaten Penajam Paser Utara mencapai 5 ribu metrik ton per tahun.
“Kita minta pertamina untuk segera menambahkan kuota, karena gas ini dimana-mana yang menggunakan. Sementara permintaan masyarakat berlebih-lebihan sementara pasokannya tidak bertambah,” ucap Syarifuddin HR, Jumat (1/11/2024).
Sulitnya masyarakat mendapatkan gas melon, terang Syarifudin juga dipengaruhi oleh tutupnya sejumlah pangkalan. Padahal, melalui pembelian langsung ke pangkalan, masyarakat bisa mendapatkan elpiji dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah daerah. Selama ini, masyarakat mendapatkan gas elpiji dari pengecer yang menjualnya dengan harga tinggi.
“Kalau bisa itu pangkalan yang ditutup diganti lagi dengan pangkalan yang lain, supaya bisa memenuhi permintaan masyarakat jangan sampai ada kekosongan,” ujarnya.
Selain itu, Politisi Partai Demokrat minta pemerintah turun langsung ke lapangan supaya bisa lebih memahami kebutuhan masyarakat. Sehingga, ada langkah konkret yang diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
“Kita berharap pemerintah turun ke lapangan langsung untuk melihat kondisi masyarakat. Kita hanya bisa memberikan saran saja,” tandasnya. (Din)