Focuskaltim.id, Penajam – Meski Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) telah memiliki sekitar 200 bank sampah yang tersebar di berbagai wilayah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mengakui bahwa hanya separuhnya yang aktif menjalankan fungsi pengelolaan dan daur ulang sampah rumah tangga.
Kepala DLH PPU, Safwana, menyebutkan bahwa dinamika kepengurusan menjadi salah satu penyebab utama banyaknya bank sampah yang stagnan.
“Dari 200 bank sampah itu mungkin sekitar 50 persen yang aktif. Karena memang pengurus bank sampahnya, kadang ada yang berganti pengurus,” ujar Safwana.
Permasalahan pergantian pengurus yang tidak diikuti dengan pelatihan atau kaderisasi menjadi tantangan serius. Banyak kelompok yang semula antusias membentuk bank sampah, tapi lambat laun mengalami penurunan aktivitas karena minimnya regenerasi dan pendampingan teknis. Meski begitu, DLH PPU tak tinggal diam. Setiap tahun, pihaknya berupaya mendorong reaktivasi dan penguatan peran masyarakat melalui berbagai strategi.
“Makanya kita secara terus-menerus melakukan dorongan-dorongan untuk memberdayakan masyarakat dengan adanya bank sampah ini,” lanjutnya.
Salah satu bentuk dorongan itu adalah penyelenggaraan lomba bank sampah tingkat kabupaten yang rutin digelar setiap tahun. Menurut Safwana, lomba tersebut bukan hanya bentuk apresiasi, tapi juga insentif untuk menjaga semangat warga dalam menjalankan aktivitas pengelolaan sampah secara swadaya.
“Bahkan dengan lomba bank sampah yang setiap tahun kami adakan itu untuk memberi motivasi. Itu kan membantu pemerintah dengan hadirnya bank sampah itu,” kata dia.
Melalui sistem lomba ini, DLH menilai berbagai aspek, mulai dari administrasi, keberlanjutan operasional, volume sampah yang berhasil dikumpulkan dan dipilah, hingga inovasi sosial yang dihasilkan dari pengelolaan lingkungan berbasis komunitas. Bank-bank sampah yang aktif biasanya mengembangkan sistem pencatatan, menyalurkan hasil pilahan ke bank sampah induk, dan menerima kompensasi atas sampah bernilai ekonomi.
“Mereka mengambil sampah dan memilahnya, kemudian hasilnya itu bisa dibawa ke bank sampah induk kami untuk kami beli,” ujarnya. (Adv/Diskominfo)