Focuskaltim.id, Penajam – Bersamaan dengan pelaksanaan pengembangan Kilang Balikpapan, Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) juga melakukan pengembangan kapasitas penerimaan, penyimpanan dan penyaluran Minyak Mentah di Terminal Lawe-Lawe, Kabupaten Penajam Paser Utara. Pada Jumat (8/11), KPB menggelar acara penandatanganan Mechanical Completion (MC) untuk pekerjaan Offshore & Onshore Unloading Line berukuran 52” dan 6” yang merupakan bagian dari Proyek EPC Lawe-Lawe Facilities.
Mechanical Completion (MC) atau penyelesaian mekanis menandai selesainya tahap konstruksi fisik. Dalam MC ini dilakukan pemeriksaan dan pengujian pada peralatan dan konstruksi yang dibangun untuk menginformasikan bahwa pemasangan sudah sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan proyek dan menyatakan siap untuk di lakukan commissioning atau pengujian.
Direktur Pengembangan PT KPB, Djoko Koen Soewito menyampaikan rasa syukur atas pencapaian ini. “Hari ini kita berkumpul untuk melakukan penandatangan MC pekerjaan offshore & onshore unloading line 52” & 6” Proyek EPC Lawe-Lawe Facilities. Ini adalah hasil kerja keras dan kolaborasi dari tim-tim terkait dalam pekerjaan ini,” kata Djoko.
Pekerjaan offshore & onshore unloading line mencakup pembangunan beberapa fasilitas baru, di antaranya adalah Single Point Mooring (SPM) dan jalur pipa baru berdiameter 52”. SPM merupakan struktur terapung yang dipasang di lepas pantai, berfungsi sebagai fasilitas penerimaan sekaligus menjaga posisi tambat kapal tanker tetap aman selama proses pengiriman minyak mentah.
Saat ini, instalasi SPM yang terletak 13,9 km di lepas Pantai Tanjung Jumlai, Kabupaten Penajam Paser Utara, dengan kapasitas 320.000 deadweight tonnage (dwt), telah selesai dan sedang dalam tahap commissioning. Nantinya, kapal tanker Very Large Crude Carrier (VLCC) berukuran jumbo akan dapat tambat dan menyalurkan minyak mentah ke fasilitas tangki penyimpanan di Terminal Lawe-Lawe.
“Ini adalah capaian yang patut kita syukuri, di tengah banyaknya tantangan yang dihadapi kita tetap bisa mencapai progress,” ungkap Roberman Siburian, VP Construction Lawe-Lawe.
Acara juga dirangkai dengan Workshop Project Lesson Learned, yang dihadiri oleh para pekerja yang terlibat dalam proyek strategis ini. Dalam sesi workshop beberapa topik strategis yang mendukung penyelesaian proyek diangkat dan diobservasi. Lesson learned dapat digunakan sebagai aset dokumen untuk pengembangan berkelanjutan pekerja maupun perusahaan terkait best practice dan tantangan utama dalam pengelolaan proyek di masa mendatang.
“Di tengah-tengah kesibukan, teman-teman juga menyempatkan untuk belajar dari penyelesaian proyek ini. Apa saja hal-hal yang positif dan negatif serta membuat improvement untuk pembelajaran ke depannya. Baik itu dari fungsi construction maupun fungsi-fungsi lain yang mendukung penyelesaian,” jelas Roberman menyampaikan pentingnya evaluasi dan pembelajaran dari proyek ini.
Pada Agustus lalu, fasilitas pipa baru penyaluran minyak mentah berdiameter 20” dari Terminal Lawe-Lawe menuju Kilang Balikpapan berhasil melakukan penyaluran perdana. Penyelesaian konstruksi pekerjaan fasilitas penerimaan minyak mentah ini semakin memperkuat kesiapan Terminal Lawe-Lawe sebagai pendukung pengembangan kapasitas kilang Balikpapan yang telah naik sebesar 100 ribu barrel.
PT KPB sebagai pengelola Proyek Strategis Nasional terus mengakselerasi penyelesaian Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dan Lawe-Lawe. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan Kilang Balikpapan, menghasilkan produk yang ramah lingkungan serta meningkatkan kompleksitas kilang untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memperluas jangkauan produk. Penyelesaian Proyek RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe diharapkan dapat memperkokoh ketahanan, kedaulatan, dan kemandirian energi nasional. (*)