Penajam – Di tengah lonjakan produksi hasil laut, nelayan di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) masih menikmati stabilitas harga jual ikan di pasaran. Surplus tangkapan yang terjadi sejak awal tahun tidak serta-merta menekan nilai jual komoditas perikanan secara signifikan.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) PPU, Lomo Sabani, menyebut bahwa peningkatan hasil tangkapan justru sejalan dengan daya serap pasar yang tinggi, sehingga pendapatan nelayan tetap terjaga.
“Dengan perikanan kita yang surplus, untungnya nilai jual kita juga seimbang,” kata Lomo, baru-baru ini.
Ia menjelaskan, secara logika, membanjirnya ikan di pasaran dapat menurunkan harga. Namun dalam praktiknya, volume penjualan yang meningkat ikut mengimbangi fluktuasi harga tersebut.
“Jadi memang kalau perikanannya tinggi atau membludak, pasti harga agak-agak turun,” ujarnya.
Namun penurunan itu, lanjut dia, tidak berdampak signifikan. Justru hasil tangkapan yang melimpah membuat nelayan bisa menjual lebih banyak ikan dan meningkatkan penghasilan.
“Tetapi kan mereka banyak yang dijual, jadi pendapatan mereka meningkat juga,” kata Lomo.
Fenomena ini memperlihatkan adanya keseimbangan antara sisi produksi dan nilai jual di sektor perikanan tangkap PPU. Meski aktivitas melaut sangat dipengaruhi musim dan kondisi cuaca, stabilitas ekonomi nelayan tetap terjaga berkat pengelolaan rantai pasok dan permintaan pasar yang relatif konsisten.
Untuk memperkuat daya saing, DKP PPU juga rutin memberikan pembinaan kepada kelompok nelayan. Pemerintah daerah mendorong transformasi kelembagaan dari kelompok penerima bantuan menjadi pelaku usaha mandiri.
“Kami mendorong kelompok nelayan agar bisa naik kelas, dari yang hanya menerima bantuan menjadi kelompok yang mandiri,” tutur Lomo.
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan ekonomi pesisir dan menjadikan nelayan sebagai aktor utama dalam pengembangan perikanan berkelanjutan di daerah penyangga Ibu Kota Nusantara tersebut. (Adv/Diskominfo)