Focuskaltim.id, Penajam – Pemerintah pusat menggelontorkan anggaran sebesar Rp72,5 miliar untuk mendukung program Brigade Pangan (BP) di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur. Dana tersebut disalurkan melalui Dinas Pertanian (Distan) PPU dan dialokasikan untuk memperkuat sektor pertanian lokal, khususnya dalam mendukung swasembada pangan.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Distan PPU, Gunawan mengatakan bahwa masing-masing dari 29 Brigade Pangan yang tersebar di wilayah PPU mendapatkan alokasi dana sebesar Rp2,5 miliar. Dana tersebut digunakan untuk pengadaan alat mesin pertanian (alsintan) dan pengelolaan lahan pertanian secara optimal.
“Setiap BP menerima bantuan senilai Rp2,5 miliar. Total anggaran yang diterima untuk keseluruhan 29 BP di PPU mencapai Rp72,5 miliar,” ujar Gunawan, Sabtu (05/4/2025).
Sebagai bentuk realisasi awal, Distan PPU telah menyerahkan 29 unit traktor kepada masing-masing Brigade Pangan. Alsintan tersebut diharapkan mampu meningkatkan kinerja di lapangan sekaligus mempercepat proses pengolahan lahan.
Gunawan menambahkan, BP memiliki tanggung jawab utama untuk menggarap dan mengoptimalkan lahan seluas 5.186 hektare di seluruh wilayah PPU. Sebab ini dinilai penting untuk menjamin ketersediaan pangan lokal dan mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari luar daerah.
“Brigade Pangan ini menjadi motor penggerak kemajuan swasembada pangan di PPU. Mereka dibentuk untuk membantu petani dalam pengolahan lahan secara masif dan terorganisir,” katanya.
Lebih lanjut, Gunawan menyoroti perlunya peningkatan mekanisasi sektor pertanian di PPU. Dirinya menilai bahwa keterbatasan teknologi selama ini menjadi kendala dalam mencapai produktivitas maksimal. Dengan dukungan anggaran dan alsintan modern, pihaknya yakin bahwa akan terjadi lompatan signifikan dalam kinerja pertanian daerah.
Ia juga berharap perubahan tidak hanya terjadi pada sisi teknologi, tetapi juga dalam Perilaku, Sikap, dan Keterampilan (PSK) petani.
Selama ini, petani cenderung menunda pengolahan lahan usai panen hingga berbulan-bulan, menunggu jerami membusuk secara alami. Kini, pola tersebut harus berubah agar lahan bisa segera ditanami kembali.
“Harus diubah, begitu panen langsung garap. Jangan nunggu satu bulan. Kita harap melalui PPL dan Brigade Pangan, ini bisa disosialisasikan dan dilaksanakan,” tegasnya.
Gunakan pun berharap, sinergi antara Brigade Pangan dan petugas penyuluh lapangan (PPL) dapat menjadi kunci terwujudnya kemandirian pangan di PPU. (*)