Focuskaltim.id, Penajam – Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Mulyono, menjelaskan bahwa selisih harga bahan pangan yang disebabkan oleh penyesuaian harga dari Bulog masih dalam kategori aman dan wajar.
Menurutnya, perubahan harga bahan pangan ini terjadi akibat kebutuhan penyesuaian harga oleh Bulog untuk menyesuaikan dengan dinamika pasar. Namun, selisih harga tersebut tetap berada di bawah Rp5 juta, dan tidak menyentuh angka Rp10 juta, yang menurut Mulyono masih dapat diakomodasi dalam anggaran daerah.
Penyesuaian harga ini menjadi wajar dalam konteks pengelolaan cadangan pangan di berbagai daerah, termasuk PPU.
“Jadi Bulog itu menyesuaikan harga yang baru. Tapi ya memang begitu, kita juga tidak bisa, tapi ya tidak terlalu banyak. Kemarin cuma sekitar, tidak sampai Rp5 juta, totalnya,” ujarnya.
Dengan penyesuaian harga yang dilakukan Bulog, Mulyono menambahkan bahwa pemerintah daerah selalu berupaya mengelola utang dengan bijak, dan sejauh ini kondisi utang dengan Bulog masih aman.
Meski ada selisih harga, Mulyono memastikan bahwa kondisi ini masih terkendali dan umum terjadi di berbagai kabupaten dan kota.
“Tapi (selisih harga) tidak menyentuh di atas Rp10 juta ya. Tidak sampai, berarti masih batas wajar, cuma beberapa ratus perak saja biasanya dalam setahun,” tambahnya.
Penyesuaian ini akan diusulkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan, atau jika tidak memungkinkan, akan dimasukkan dalam anggaran tahun berikutnya.
Selain itu, Mulyono juga menekankan bahwa pengelolaan cadangan pangan di PPU tetap dalam kondisi aman meskipun ada beberapa kali perubahan harga yang terjadi sepanjang tahun ini.
Kondisi utang yang tercatat dengan Bulog, lanjutnya, merupakan bagian dari dinamika pengelolaan cadangan pangan yang dihadapi oleh berbagai daerah di Indonesia.
“Ya kalau pas perubahan, kita usulkan di APBD perubahan, tapi kalau sudah perubahan diketok, ya sudah kita masukkan di anggaran berikutnya,” ujarnya.
Mulyono memastikan bahwa pengelolaan cadangan pangan di PPU berjalan sesuai prosedur dan tetap aman, dengan pengawasan dan evaluasi yang terus dilakukan. PPU, seperti daerah lainnya, tetap mampu menyesuaikan diri terhadap dinamika harga bahan pangan, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan ketersediaan pangan.
“Jadi kita utang dengan Bulog, tapi rata-rata semua kabupaten kota itu masih batas wajar. Aman saja statistiknya,” pungkas Mulyono. (*)