Focuskaltim.id, Penajam – Perubahan kewenangan dalam pengelolaan komoditas pangan, khususnya daging, memberikan tantangan baru bagi distribusi bahan pangan di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) PPU, Mulyono, menjelaskan bahwa Bulog, yang sebelumnya berwenang mengurus daging dan kedelai, kini tidak lagi menangani kedua komoditas tersebut.
Hal ini berdampak langsung pada ketersediaan daging beku dalam program Gerakan Pangan Murah yang diselenggarakan di PPU. Mulyono menjelaskan bahwa pengelolaan daging kini berada di bawah kendali Berdikari, sebuah badan yang belum sepenuhnya dipahami oleh dinasnya.
“Nah, terus kalau dulu Bulog masih punya kewenangan untuk mengurus kedelai, sekarang tidak,” ujarnya.
Hal ini mengubah dinamika distribusi daging, terutama daging beku, yang memerlukan penanganan khusus.
“Dulu sempat ditanya, kenapa di pasar tidak ada daging beku. Daging beku tidak sembarangan, kalau tidak ada freezer, mana berani bawa ke pasar,” tambah Mulyono.
Ia menjelaskan bahwa daging beku memerlukan fasilitas penyimpanan yang memadai agar kualitasnya tetap terjaga selama proses distribusi.
“Dari freezer dipindah ke freezer yang lain, jarak beberapa jam saja sudah cair dan berubah kualitasnya,” jelasnya lebih lanjut.
Perubahan ini memberikan tantangan baru dalam Gerakan Pangan Murah, program yang diharapkan dapat menyediakan bahan pangan berkualitas dengan harga terjangkau.
Sebelumnya, dengan Bulog sebagai pengelola daging, distribusi daging beku dapat dilakukan dengan lebih mudah dan terjamin kualitasnya.
Namun, dengan pengalihan ke Berdikari, distribusi daging beku menjadi lebih rumit, terutama dalam menjaga rantai pendingin selama proses pengiriman hingga sampai ke pasar.