Focuskaltim.id, Balikpapan – Paser United menunggak gaji kurang lebih sebesar Rp 200 juta terhadap 28 pemain beserta 14 staf pelatih. Kasus penunggakan gaji pemain ini setelah tim di bubarkan.
Menurut pelatih Paser United, Herman Rante, pihaknya sangat kecewa terhadap manajemen yang tidak menyelesaikan gaji pemain.
“Kami sudah berjuang keras, tetapi manajemen tidak memenuhi janji. Kami berharap situasi ini segera diselesaikan,” katanya.
“Sejak awal pembentukan tim, Paser United sudah mengalami kendala. Pada tahap seleksi pemain, pelatih lokal di Paser enggan mengirimkan pemain mereka karena memang kami ini tim baru,” tegasnya.
Herman mengaku, para pemain dan pelatih hanya ingin apa yang sudah dijanjikan manajemen segera dipenuhi, demi keberlangsungan karier dan prestasi tim. Apalagi, saat launching, Pemkab juga hadir. Paling tidak bisa membawa kebanggaan bagi Paser tim ini.
“Kami sempat bertahan 1-2 minggu untuk menunggu kepastian. Tapi malah kami disuruh kembali ke daerah masing-masing,” tegas Herman yang juga mantan pemain liga Indonesia era perserikatan ini.
Herman mengaku, total gaji pemain dan pelatih yang tidak terbayarkan sekitar Rp 200 juta, dengan rincian 28 pemain dan 14 staf pelatih yang terdampak.
Sementara itu, salah satu pemain Paser United, Wawan Sama. Ia mengaku, hanya mendapat separuh bayaran dari nilai kontrak yang diberikan.
“Berbeda-beda setiap pemain. Kalau saya hanya separuh, ada yang di bawah itu, hanya mendapat sekian persen,” katanya yang juga merupakan kapten Paser United ini.
Tidak hanya itu, bonus-bonus yang ada dalam kontrak juga tidak diberikan sama sekali. Artinya setelah selesai zona Kaltim, tim dibubarkan begitu saja sekitar Maret lalu.
“Kami main di Januari lalu, putaran grup kami peringkat satu. Namun di empat besar kami hanya menjadi juara 4. Setelah itu, hak-hak pemain tidak diberikan manajemen,” tuturnya.
Sampai saat ini, seluruh pemain dan jajaran kepelatihan hanya menunggu saja. Pemain semua sudah pulang ke daerah masing-masing. (Wan)