Focuskaltim,id, Balikpapan – Pasar Modern dan Pasar Tradisional merupakan pasar yang memiliki pangsa pasar yang berbeda. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Perdagangan Kota Balikpapan, Haemusri.
“Pasar modern dan pasar tradisional dua hal dan jalur distribusi yang berbeda. Sehingga memiliki pangsa pasar yang berbeda,” kata Haemusri kepada awak media, belum lama ini.
Haemusri mengaku, untuk pasar ritel modern warga yang berbelanja yang berada di wilayah toko sekitar seperti alfamidi dan indomaret. Sedangkan pasar tradisional berjualan ikan, daging dan sembako khusus yang tidak dimiliki pasar modern.
”Pasar Modern dan pasar Tradisional memiliki pangsa pasar berbeda dan memiliki sembako yang tidak dimiliki satu dengan lainya,” ujarnya.
Perlu diketahui, pasar tradisional umumnya berada dekat pemukiman atau pusat kota kecil. Fasilitasnya sederhana, dengan kios atau lapak yang terbuat dari kayu atau bambu.
Pasar modern, sebaliknya, berada di mal atau pusat perbelanjaan dengan fasilitas lengkap. Fasilitas seperti AC, eskalator, dan parkir luas tersedia di pasar modern. Produk di pasar tradisional sangat beragam, terutama barang segar seperti sayur, buah, dan daging. Produk-produk di sini berasal dari pemasok lokal, menjadikannya lebih murah dan segar.
Pasar modern menawarkan lebih banyak produk kemasan dan barang impor. Produk segar tetap ada, tetapi lebih sedikit dan biasanya sudah dikemas. Sistem tawar-menawar merupakan ciri khas pasar tradisional. Hal ini memberikan kesempatan bagi pembeli untuk mendapatkan harga lebih murah.
Di pasar modern, harga barang sudah tetap dan tidak bisa ditawar. Ini membuat belanja lebih mudah, meski bagi sebagian orang kurang menarik. Pasar tradisional juga menciptakan interaksi sosial yang erat antara penjual dan pembeli. Hubungan yang tercipta sering kali lebih akrab dan personal.
Pasar modern cenderung lebih formal dan individual, dengan interaksi yang lebih sedikit. Banyak pembeli berbelanja sendiri tanpa banyak komunikasi dengan kasir. (*)