Focuskaltim.id, Penajam – Di atas kertas, indeks kegemaran membaca di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menunjukkan tren yang menggembirakan. Data dan laporan dari lembaga terkait mencatat adanya peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Namun di balik angka-angka yang menggembirakan itu, terdapat pertanyaan besar yang belum terjawab tuntas: mengapa geliat literasi belum sepenuhnya terasa dalam kehidupan sosial masyarakat?
Pertanyaan ini menjadi refleksi kritis yang diajukan langsung oleh Aswar Bakri, Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) PPU. Ia menilai bahwa meskipun statistik mencatat pertumbuhan kegemaran membaca, dampak riil di tingkat komunitas masih belum sekuat yang diharapkan.
“Kalau kita lihat sekian tahun ini, tingkat kegemaran membaca itu kan diukur, peningkatannya cukup pesat, apalagi untuk PPU,” ujar Aswar.
Namun, ia juga cepat menambahkan keraguan yang bersifat evaluatif. “Tapi pertanyaannya, kenapa realitas sosialnya belum tampak? Harusnya kan negara atau masyarakat yang minat bacanya besar atau literasinya tinggi itu mestinya maju,” ucapnya.
Kegelisahan itu bukan tanpa dasar. Dalam praktiknya, literasi bukan hanya urusan buku dan pembaca. Ia adalah ekosistem kompleks yang mencakup akses, distribusi, kebiasaan, serta keterlibatan sosial.
Dispusip PPU melihat bahwa satu masalah utama yang masih menghambat terciptanya budaya literasi yang merata adalah akses dan distribusi bacaan yang belum menjangkau semua lapisan masyarakat.
“Ketika kita mengulik itu, ternyata memang faktornya adalah distribusi dan keterjangkauan akses yang masih menjadi masalah. Ini yang kami antisipasi dengan adanya perpustakaan keliling yang menggunakan roda empat,”kata Aswar.
Langkah konkret itulah yang kini didorong oleh Dispusip. Perpustakaan keliling berbasis mobil menjadi ujung tombak untuk menjangkau daerah-daerah yang jauh dari pusat kota atau lokasi perpustakaan umum. Unit bergerak ini membawa ratusan judul buku dan menyasar sekolah-sekolah dasar, taman kanak-kanak, hingga komunitas desa terpencil.
Tidak berhenti di situ, upaya menjangkau lebih luas juga diwujudkan melalui bantuan dari pemerintah pusat berupa motor perpustakaan keliling roda dua, yang dinilai lebih fleksibel untuk menyusuri jalanan sempit dan daerah pelosok.
“Baru saja kami juga dapat bantuan dari pemerintah pusat berupa motor, dan itu sangat diminati oleh anak-anak di sekolah,” ujarnya. (Adv/Diskominfo)