Focuskaltim.id, Penajam – Masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) akan diajak untuk bernostalgia dengan permainan tradisional yang populer pada tahun 80-an dalam acara bertajuk “Back to 80’s”.
Kolaborasi antara Komite Ekonomi Kreatif (Ekraf) dan Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) ini bertujuan untuk memperkenalkan kembali permainan yang telah lama terlupakan, sekaligus melestarikan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Acara yang akan digelar pada 13-15 Desember 2024 di Lapangan Stadion Panglima Sentik ini, menawarkan serangkaian lomba yang menguji ketangkasan, kebersamaan, dan sportivitas para peserta. Berbagai permainan tradisional, seperti grobak sodor, cinaboy, bentengan, dan lompat karet, menjadi sorotan utama, menawarkan keseruan yang sudah jarang ditemukan dalam era digital saat ini.
Ketua Panitia Pelaksana, Fitri Sidauruq, menyatakan bahwa tujuan utama dari acara ini adalah untuk menumbuhkan kembali rasa cinta terhadap permainan yang menggunakan alat sederhana, namun penuh makna budaya. “Permainan-permainan ini tidak hanya menghibur, tapi juga menyimpan nilai-nilai yang harus kita jaga dan wariskan kepada generasi berikutnya,” ungkap Fitri pada Rabu (11/12/2024).
Lompat Karet menjadi salah satu permainan yang dinantikan banyak orang, karena memadukan ketangkasan, konsentrasi, dan koordinasi tim. Dalam permainan ini, pemain akan melompat melewati tali yang semakin tinggi, dengan variasi gerakan yang terus berkembang, menjadikannya tantangan yang seru.
Selain itu, permainan grobak sodor dan cinaboy akan mengajak peserta untuk melatih kerjasama tim dan strategi. Dalam grobak sodor, dua tim saling beradu kecepatan dan kecerdikan untuk melintasi garis pertahanan lawan. Sementara itu, cinaboy mengharuskan pemain untuk menggabungkan strategi dengan ketangkasan dalam menjalankan peran mereka.
Tak ketinggalan, bentengan, yang sudah terkenal di kalangan anak-anak, turut meramaikan lomba ini. Permainan yang melibatkan dua tim ini menantang keberanian dan kekompakan peserta dalam merebut benteng lawan.
Lomba ini terbuka untuk peserta dari berbagai tingkat pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Kabupaten PPU. Sebagai bentuk apresiasi, panitia menyiapkan total hadiah sebesar Rp50 juta bagi pemenang lomba.
Fitri berharap agar acara ini tidak hanya sekedar menjadi momen nostalgia, tetapi juga menjadi agenda tahunan yang bisa menarik perhatian lebih banyak masyarakat untuk melestarikan permainan tradisional.
“Kami ingin agar permainan ini tidak hanya dikenang sebagai bagian dari masa lalu, tetapi juga menjadi kegiatan yang dapat dinikmati oleh semua kalangan di masa depan,” tutupnya.(Zac)