Focuskaltim.id, Penajam – Keterbatasan akses terhadap air bersih terus menjadi tantangan utama bagi masyarakat pesisir di Desa Sesulu, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Kondisi ini semakin mempertegas urgensi solusi jangka panjang untuk mengatasi krisis air baku yang mereka alami sehari-hari.
Selama ini, warga Desa Sesulu terpaksa memanfaatkan air laut untuk berbagai kebutuhan seperti mencuci, membersihkan ikan hasil tangkapan, hingga membasuh peralatan rumah tangga.
Namun, keterbatasan ini pun bergantung pada pasang-surutnya air laut. Saat air laut surut, warga menghadapi kendala besar dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka.
“Saat pasang, kita masih bisa pakai air laut, tapi kalau surut, sangat sulit. Pilihan kita hanya mengandalkan depot air, yang biayanya cukup mahal,” ujar seorang warga yang meminta namanya dirahasiakan, Rabu (18/12/2024).
Biaya pengisian air di depot menjadi beban berat bagi warga. Dengan harga Rp60 ribu per tandon, air yang diperoleh pun hanya cukup untuk kebutuhan seminggu meskipun sudah digunakan sehemat mungkin.
Situasi ini mendorong warga untuk meminta solusi yang lebih berkelanjutan berupa pembangunan sumur bor.
“Kalau ada sumur bor, itu akan sangat membantu. Selain airnya lebih mudah didapat, kita tidak perlu keluar biaya lagi untuk kebutuhan air sehari-hari,” tambahnya.
Masyarakat Desa Sesulu kini berharap penuh pada perhatian pemerintah daerah. Mereka mendesak agar pembangunan sumur bor masuk dalam prioritas program kerja tahun 2025.
“Krisis air ini sangat mendesak, apalagi kalau musim kemarau tiba. Harapan kami, pemerintah bisa segera merealisasikan usulan ini agar kehidupan di desa kami lebih mudah,” tandasnya.
Kebutuhan akan sumur bor di Desa Sesulu bukan hanya tentang mempermudah akses air, tetapi juga menjadi langkah penting untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat pesisir yang selama ini menghadapi keterbatasan air bersih. (Zac)