PPU

Kerajinan Bubu Masih Menjadi Sumber Ekonomi Sebagian Warga PPU

×

Kerajinan Bubu Masih Menjadi Sumber Ekonomi Sebagian Warga PPU

Sebarkan artikel ini
Kerajinan bubu atau perangkap ikan

Focuskaltim.id, Penajam – Kerajinan bubu atau perangkap ikan tradisional masih menjadi sumber penghidupan bagi sebagian warga Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Bubu terbuat dari bambu yang dirakit, dibelah, dan dianyam dengan tangan yang terampil.

Proses pembuatan bubu ini cukup memakan waktu dan memerlukan ketelitian, mengingat bentuknya yang bervariasi dan harus kokoh agar dapat bertahan di perairan.

Ruslan, seorang pengrajin bubu, di Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam, PPU, menjelaskan bahwa satu unit bubu bisa selesai dalam waktu dua hari.

Hal ini dikarenakan setiap bubu membutuhkan sekitar 15 batang bambu yang harus disiapkan dengan hati-hati, mengingat bambu yang lebih kecil cenderung lebih rapuh.

Baca Juga :  Disdikpora PPU Intensif Tangani Perundungan Sekolah Berdasarkan Arahan Pj Bupati

Selain itu, pengrajin juga menggunakan alat sederhana seperti parang, pisau, dan tali rapia dalam proses pengerjaannya.

Harga bubu yang dibuat oleh Ruslan bervariasi, tergantung pada ukuran dan tingkat kesulitan pembuatannya.

Untuk ukuran besar, harga bubu dapat mencapai Rp170 ribu, sementara untuk ukuran kecil, harga bisa melonjak hingga Rp250 ribu.

“Semakin kecil ukuran bubu, semakin mahal harganya, karena proses pembuatannya lebih rumit dan memerlukan ketelitian ekstra,” kata Ruslan, Minggu, (08/12/2024).

Meskipun sebagian besar bubu ini digunakan oleh masyarakat nelayan setempat, permintaan datang tidak hanya dari sekitar Kecamatan Penajam. Bahkan, pesanan datang dari luar daerah seperti Kecamatan Waru, Kota Balikpapan, hingga Tarakan di Kalimantan Utara.

Baca Juga :  Gerakan Pangan Murah Direncanakan 39 Kali di Tahun 2025, DKP PPU Siapkan Langkah Strategis

Bambu yang digunakan dalam pembuatan bubu sebagian besar diperoleh dari sekitar kelurahan setempat, dengan harga sekitar Rp2.000 per batang.

Ruslan mengungkapkan, meski harga bahan baku dan tenaga kerja terus meningkat seiring perputaran ekonomi, kerajinan bubu tetap memiliki pasar yang luas dan terus berkembang.

“Bubu buatan kami menjadi pilihan utama bagi nelayan yang membutuhkan alat tangkap ikan yang efektif dan awet,” pungkasnya.(Zac)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *