Focuskaltim.id, Penajam – Akses penghubung utama warga RT 4 menuju Kelurahan Riko, Penajam Paser Utara, masih terkendala akibat kerusakan jembatan yang diterjang banjir. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) PPU menyebutkan bahwa memang tersedia jalur alternatif, namun kondisi fisiknya belum ideal untuk kendaraan umum maupun operasional logistik warga.
“Jauh, cuma cukup curam, tajam, tapi kalau hanya cuma mobil satu non-garden ya nggak bisa masuk,” ujar Sekretaris Dinas PUPR PPU, Muhammad Ali Mustofa.
Ali menyatakan bahwa Pemda PPU kini tengah menyusun langkah jangka panjang agar kawasan RT 4 dan sekitarnya tidak terus-menerus terisolasi setiap kali bencana banjir melanda. Salah satu skema yang sedang diupayakan adalah optimalisasi jalan poros alternatif sepanjang 3 kilometer yang sempat putus pada tahun-tahun sebelumnya.
“Kita optimalkan nanti ke depan, jalan ini jangka panjangnya jalan yang poros, yang kurang 3 kilo yang kemarin putus itu, kita lanjutkan,” ucap Ali. “Kita akan usulkan di Bankeu, juga nanti di APBD nanti bisa masuk program prioritas, Pak Bupati kemarin juga mau sama jembatan yang RT4 itu,” sambungnya.
Proyek jembatan RT 4 sendiri sebenarnya sempat dirancang pada 2021, namun urung dilaksanakan karena refocusing anggaran akibat pandemi COVID-19. Padahal, kata Ali, perencanaannya telah selesai dan nilai proyek diperkirakan berada di kisaran Rp8 sampai Rp10 miliar.
“Sebenarnya tahun 2021 itu sudah ada perencanaannya, kurang lebih sekitar 8 sampai 10 miliar, cuman pada waktu itu sudah kita lelang, karena ada COVID, jembatan itu tidak bisa kita lanjutkan,” ujarnya.
Ke depan, pihaknya akan kembali mendorong proyek ini melalui jalur perencanaan yang baru, termasuk dengan mengusulkan pembiayaan dari dana bantuan keuangan provinsi maupun dari APBD murni tahun anggaran mendatang. Rancangan teknisnya sendiri menggunakan struktur kombinasi beton dan baja.
“DED-nya kombinasi beton dan baja. Kalau untuk yang program 2025 ini belum masuk, nanti kita masih optimalkan di tahun depan bisa kita tangani,” jelas Ali.
Untuk saat ini, PUPR masih fokus melakukan pemeliharaan jalan penghubung darurat di wilayah terdampak dengan mengerahkan alat berat sejak sebulan terakhir. Ali memastikan bahwa perbaikan jalan ke Riko dari RT 4 tetap dilanjutkan, meskipun hanya bersifat darurat.
“Tapi itu jangka pendek masih bisa dan itu jalan yang RT4 menuju ke Riko sudah kita pelihara terus hampir sebulan setengah alat kita masih ada di sana untuk pemeliharaan,” ujarnya.
Ali juga menekankan bahwa banjir bukan hal baru di kawasan itu. Meski masyarakat sudah terbiasa mengantisipasi, intensitas hujan yang tinggi membuat respons perlu ditingkatkan. Pemerintah, kata dia, kini memprioritaskan keselamatan dan pemulihan cepat di wilayah terdampak.
“Jadi sebenarnya, banjir ini bukan hal yang baru, sudah beberapa kali. Antisipasi kita ini sebenarnya sudah, masyarakat juga sebenarnya sudah mengantisipasi, tapi spontanitas lebih gede memang intensitasnya,” katanya.
“Jadi mana-mana yang harus kita handle dulu, kita handle dulu yang utama adalah masyarakatnya ini dulu,”pungkasnya. (Adv/Diskominfo)