Focuskaltim.id, Penajam – Anggota Legislatif Penajam Paser Utara (PPU) Muhammad Bijak Ilhamdani, menyoroti kurangnya minat generasi muda terhadap sektor pertanian dan perikanan.
Padahal, ia menilai profesi tersebut merupakan pekerjaan yang menjanjikan. Sebab, memiliki peranan penting dalam menyediakan pangan untuk kebutuhan masyarakat Indonesia, terutama dengan kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) di wilayah PPU.
“Saya akui bahwa generasi muda yang berprofesi sebagai petani dan nelayan masih terbilang sedikit, padahal profesi itu sangat menentukan perputaran roda ekonomi di daerah,” ucap Bijak, Selasa (5/11/2024).
Sebagai perwakilan dari generasi muda, ia menyadari bahwa kebutuhan yang paling urgent (mendesak) dengan kondisi saat ini adalah pangan. Sebab seiring berjalannya waktu, tak bisa dipungkiri jumlah penduduk di wilayah PPU terus meningkat setiap tahunnya. Semenjak ditetapkannya Kecamatan Sepaku sebagai daerah otonom baru oleh pemerintah pusat.
Supaya peluang itu tidak dimanfaatkan oleh penduduk luar, Bijak bilang, akan memberikan semangat pada generasi muda untuk terlibat dalam sektor pertanian dan perikanan.
“Keberadaan IKN, tentu memberikan dampak positif bagi roda perekonomian di PPU, maka dari itu, saya berupaya untuk memberikan dan menumbuhkan minat generasi muda untuk menjadi petani dan nelayan, karena hal yang paling utama dicari masyarakat adalah pangan, sebab itu bagian dari kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya.
Sebagai informasi, saat ini masyarakat yang kerap menggeluti profesi sebagai petani dan nelayan, berusia 40 sampai 55 tahun atau merupakan generasi X.
Bijak membayangkan, jika beberapa tahun kedepan tidak ada generasi penerus yang menggantikan profesi petani dan nelayan, maka dipastikan tidak ada regenerasi di PPU dan hanya bergantung pada pangan yang diimpor dari luar daerah.
“Saat ini pangan kita masih banyak yang diimpor dari luar daerah. Seperti ayam yang hingga kini masih kita ambil dari Kota Banjarmasin. Sedangkan sayuran dan beras, kita ambil dari Provinsi Sulawesi Selatan,” jelasnya.
Namun, jika PPU bisa menghasilkan produksi yang cukup dan melampaui target, kata dia, dapat dipastikan tantangan penunjang pangan ke IKN pasti akan terpenuhi.
“Seandainya masyarakat kita bisa memproduksi sendiri, saya pikir tantangan IKN akan terjawab,” bebernya.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri dan generasi muda untuk mewujudkan tantangan tersebut.
“Harus ada sinergitas antarpihak, baik itu pemerintah, swasta dan masyarakat itu sendiri,” tandasnya. (Adv)