Focuskaltim.id, Penajam – Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) terus menghadapi tantangan dalam menjaga stabilitas harga barang di tengah keterbatasan infrastruktur yang ada. Keterbatasan ini menyebabkan inflasi di PPU cenderung lebih tinggi dibandingkan daerah tetangga seperti Balikpapan.
Kondisi ini dipengaruhi oleh terbatasnya sarana prasarana seperti pasar dan pelabuhan, yang pada akhirnya berdampak langsung pada biaya transportasi dan harga barang di pasar.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) PPU, Mulyono, mengungkapkan bahwa kondisi inflasi di PPU saat ini cukup mengkhawatirkan.
Keterbatasan infrastruktur yang belum memadai di PPU menyebabkan harga barang di pasaran mengalami kenaikan yang tidak terkendali, terutama untuk kebutuhan pokok.
Hal ini terjadi karena tingginya biaya transportasi barang dari daerah lain ke PPU, yang secara langsung memengaruhi harga di pasar lokal.
“Inflasi di PPU cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan Balikpapan, karena fasilitas dan prasarana di sini belum sepenuhnya memadai,” ujar Mulyono.
Ia menambahkan bahwa keterbatasan infrastruktur ini berpengaruh besar pada distribusi barang, yang pada akhirnya berdampak pada kenaikan harga kebutuhan pokok di pasaran.
“Sarana-sarana seperti pasar dan pelabuhan masih kurang, sehingga biaya transportasi untuk barang menjadi lebih mahal dan berpengaruh pada harga di pasar,” lanjutnya.
Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah. Dengan terbatasnya sarana pasar dan pelabuhan, distribusi barang ke PPU memerlukan biaya transportasi yang lebih besar, sehingga harga barang di pasaran cenderung lebih mahal dibandingkan daerah lain yang infrastrukturnya lebih baik.
Hal ini menjadi beban tersendiri bagi masyarakat PPU, terutama bagi mereka yang bergantung pada kebutuhan pokok yang didatangkan dari luar daerah. (*)