Focuskaltim.id, Balikpapan – Persoalan kekurangan air PDAM di Balikpapan mengakibatkan tak sedikit warga harus rutin membeli air tandon untuk memastikan stok di rumah terjaga.
Kebiasaan membeli air tandon itu juga sempat dilakukan oleh seorang warga Perumahan Rengganis RT 34, Kelurahan Gunung Bahagia , Balikpapan . Yulita, namanya.
Penyaluran air PDAM ke rumahnya tak pernah mengalir lagi sejak akhir Agustus 2023. Dalam rentang hampir setahun ini, dia sampai bolak-balik membeli air tandon sekalipun tetap membayar tagihan.
Dalam momentum hari raya lebaran, misalnya, dia tak juga mendapatkan pasokan air. Keran di rumahnya tak meneteskan air sedikitpun.
Padahal menurut tetangga, kata Yulita, air mengalir lancar pada masa-masa lebaran terakhir. Namun Yulita mengalami nasib sebaliknya.Sebab itu, Yulita mengaku keheranan. Di blok rumahnya kerap tak kebagian air, sementara di blok berbeda yang lokasinya lebih tinggi malah mengalir.
“Jadi akhirnya biasa beli tandon. Satu tandon Rp 130 ribu, sekali pesan ambil dua tandon karena ukuran tandon saya besar,” ujar Yulita.
Meski begitu, dia dan keluarga tetap harus mengirit penggunaan air agar bisa menekan pengeluaran. Pasalnya satu tandon berisi penuh miliknya hanya bertahan paling lama 5 hari.
Dengan begitu, berarti Yulita rata-rata memesan 6 kali air tandon setiap bulannya. Jika dia biasa membeli dua tandon sekali pesan, maka dalam sebulan Yulita harus merogoh dana setidaknya Rp 1,5 juta.
Sementara kini, dia sudah tidak lagi mampu membeli air tandon pasca suaminya memasuki masa pensiun. Yulita tak punya banyak biaya jika harus terus menebus air tandon.
“Sudah beberapa minggu ini nggak beli lagi,” imbuhnya.
Dia yang jemu dengan PDAM, mengaku enggan berharap lagi pada perusahaan daerah tersebut.
“Saya sudah nggak habis pikir lagi sama PDAM. Saya cuma berharap hujan deras terus supaya bisa dapat air,” pungkasnya. (*)
Sumber : Tribunkaltim