Focuskaltim.id, Penajam – Upaya mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) terus digencarkan. Salah satu langkah inovatif datang dari Dinas Sosial (Dinsos) PPU, yang akan mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025 senilai Rp375 juta untuk membantu 125 Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE).
Program ini menyasar wanita berusia 18-59 tahun yang belum menikah, bercerai, atau menjanda, dan sedang menghadapi kesulitan ekonomi.
Setiap WRSE akan menerima bantuan tunai senilai Rp3 juta sebagai modal usaha. Bantuan ini diharapkan mampu menjadi langkah awal untuk membangun kemandirian ekonomi mereka.
“Bantuan ini bertujuan untuk memodali usaha mereka, seperti berjualan sayur, gorengan, buah-buahan, dan usaha kecil lainnya,” ungkap Kepala Dinsos PPU, Saidin, Senin (30/12/2024).
Menurut Saidin, program ini tidak hanya sekadar memberikan bantuan finansial, tetapi juga bertujuan memberdayakan perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga.
“Tujuan utama dari bantuan ini adalah meringankan beban hidup mereka sekaligus membantu mereka keluar dari kategori WRSE. Dengan memiliki usaha sendiri, diharapkan kesejahteraan mereka meningkat,” ujarnya.
Program ini juga menjadi bagian dari strategi besar Dinsos PPU untuk menurunkan angka kemiskinan daerah, termasuk kemiskinan ekstrem.
Tidak hanya WRSE, Dinsos PPU juga menaruh perhatian pada kelompok masyarakat lain yang masuk dalam daftar kemiskinan. Bantuan Langsung Tunai (BLT) turut disalurkan kepada keluarga yang membutuhkan sebagai upaya mengurangi beban hidup mereka.
“Kami tidak hanya fokus pada satu kelompok saja. Semua lapisan masyarakat yang memerlukan bantuan akan menjadi prioritas kami. Harapannya, di 2025 nanti, program ini dapat berjalan maksimal dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” tambah Saidin.
Dengan program ini, Dinsos PPU berharap dapat menciptakan perubahan signifikan, khususnya dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan keluarga miskin. Langkah ini juga menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk menciptakan kesejahteraan yang merata bagi masyarakat PPU.
“Kami optimis, jika program ini berjalan dengan baik, dampaknya akan terasa luas. Tidak hanya mengurangi angka kemiskinan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat PPU secara keseluruhan,” pungkasnya. (Zac)