Focuskaltim.id, Penajam – Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Penajam Paser Utara (PPU), Mulyono, menekankan pentingnya monitoring dan evaluasi (monev) secara terus-menerus untuk memastikan keberlanjutan program ketahanan pangan di wilayahnya.
Dalam setiap program yang diluncurkan, DKP PPU berupaya agar masyarakat tidak hanya antusias di awal pelaksanaan, tetapi juga konsisten menjalankannya hingga program tersebut memberikan dampak yang nyata dalam jangka panjang.
“Untuk menjaga ketahanan pangan, kami melakukan monitoring dan evaluasi program secara rutin. Kami tidak ingin program ini berhenti begitu saja setelah diluncurkan,” ujar Mulyono.
Menurutnya, keberlanjutan program menjadi salah satu prioritas utama. Program-program ketahanan pangan yang telah dijalankan, seperti Program Pangan Lestari, harus dipantau secara berkala untuk memastikan bahwa masyarakat yang terlibat dalam program tersebut tetap berkomitmen.
Monitoring yang rutin juga bertujuan agar setiap kendala yang muncul selama pelaksanaan program dapat segera diatasi.
“Kami berharap program ini tetap berkelanjutan, dengan pembinaan yang terus dilakukan,” tambahnya.
Seringkali, lanjut Mulyono, masyarakat yang telah mendapatkan sosialisasi dan bantuan dari pemerintah di awal program lupa atau kesulitan melanjutkan program setelah masa peluncuran selesai. Hal ini menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh DKP PPU dalam menjaga agar program tetap berjalan dan menghasilkan hasil yang optimal bagi masyarakat.
“Terkadang, masyarakat lupa melanjutkan program setelah selesai, dan inilah yang menjadi fokus kami untuk memberikan pembinaan berkelanjutan,” jelasnya.
Dalam upaya untuk memastikan program ketahanan pangan tetap berjalan, DKP PPU bekerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah desa hingga kelompok tani.
Pembinaan dan pendampingan dilakukan tidak hanya pada tahap awal, tetapi juga secara berkala melalui monitoring yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.
Tujuannya agar setiap kelompok masyarakat yang terlibat dalam program memiliki pemahaman yang kuat mengenai pentingnya ketahanan pangan bagi wilayah mereka. (*)