Focuskaltim.id, Penajam – Ledakan kunjungan wisata selama libur Lebaran di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) bulan lalu membuka banyak peluang, tetapi juga menyisakan tantangan. Salah satunya adalah persoalan blank spot atau ketiadaan sinyal seluler di sejumlah destinasi favorit.
Masalah ini diakui oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) PPU dan telah dilaporkan langsung ke Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur untuk ditindaklanjuti.
“Itu juga menjadi salah satu laporan kami ke Dinas Pariwisata Provinsi. Karena ada tiga titik yang menjadi perhatian untuk blank spot itu tadi,” ujar Kabid Pariwisata dan Pemasaran Disbudpar PPU, Juzlizar Rakhman, mewakili Kepala Disbudpar Andi Israwati Latief.
Tiga lokasi yang disoroti adalah kawasan wisata Mangrove di Jembatan Kampung Baru, Pantai Tanjung Jumlai yang menjadi primadona liburan kali ini, serta Goa Tapak Raja, sebuah destinasi berbasis alam yang mulai dilirik wisatawan. Ketiga titik tersebut selama ini dikenal sebagai tujuan unggulan, namun terkendala akses komunikasi yang kerap menghambat kerja-kerja pemantauan dan pelaporan langsung dari lapangan.
“Salah satunya Jembatan Kampung Baru yang Mangrove, Pantai Tanjung Jumlai, dan Goa Tapak Raja,” jelas Juzlizar.
Di tengah meningkatnya arus wisatawan, jaringan telekomunikasi yang tak stabil menjadi hambatan tersendiri, terutama bagi tim pantau yang disiagakan Disbudpar di berbagai titik selama libur Lebaran. Mereka ditugaskan untuk melaporkan situasi secara berkala, termasuk jumlah kunjungan, kondisi fasilitas, hingga potensi gangguan di lapangan. Namun karena keterbatasan sinyal, pelaporan kerap terhambat, bahkan tidak bisa dikirim secara real-time.
Hal ini terutama terjadi di Pantai Tanjung Jumlai, destinasi pesisir yang mendominasi jumlah kunjungan selama masa liburan. Di sana, Disbudpar menyiasati kendala sinyal dengan menempatkan tim pemantau di area luar kawasan pantai, tempat sinyal masih bisa ditangkap secara stabil.
“Karena di Pantai Tanjung Jumlai pasca Idulfitri sampai penghujung hari libur itu, karena pengunjung itu banyak, sering terjadi blank spot,” kata Juzlizar.
“Makanya tim pantau itu menjaganya di luar supaya laporan itu cepat masuk. Kalau di dalam, sering kehilangan jaringan,” lanjutnya.
Berbeda dengan Tanjung Jumlai dan Kampung Baru, akses jaringan di Goa Tapak Raja mulai menunjukkan perbaikan. Meski belum sepenuhnya stabil, peningkatan sinyal di kawasan itu memberikan optimisme bahwa pengembangan destinasi bisa lebih tertata, terlebih jika ke depan ada dukungan infrastruktur digital dari pemerintah atau operator seluler.
“Tetapi kemarin di Goa Tapak Raja sudah lumayan akses jaringannya,” ungkapnya. (Adv/Diskominfo)