Focuskaltim.id, Balikpapan – Dinas Kesehatan Kota Balikpapan berkomitmen terus melakukan deteksi dini terhadap ibu hamil dan balita. Hal ini bertujuan, guna memastikan kesehatan ibu dan anak serta mencegah berbagai risiko yang dapat terjadi selama kehamilan dan masa pertumbuhan anak. Demikian diungkapkan Kepala DKK Balikpapan, Alwiati.
Menurut Alwiati, pencegahan dini terhadap ibu hamil dan balita dengan melakukan pemeriksaan USG bagi ibu hamil di Puskesmas untuk memastikan perkembangan janin tetap optimal. Sehingga gangguan tumbuh kembang dapat diketahui.
“Kami melaksanakan deteksi dini melalui pemeriksaan USG minimal dua kali selama kehamilan untuk memastikan kondisi bayi dalam kandungan sehat dan berkembang dengan baik,” tegas Alwiati kepada media, belum lama ini.
Alwi mengaku, pihaknya akan melakukan deteksi dini terhadap ibu hamil sehingga gangguan tumbuh kembang atau kekurangan gizi dapat di ketahui sejak dini, sehingga intervensi dapat dilakukan lebih cepat dan efektif. Selain deteksi dini, pelatihan kader kesehatan menjadi fokus penting dalam upaya memerangi stunting.
Lanjut Alwiati, para kader dibekali keterampilan dalam menyiapkan Makanan Pendamping ASI (MPASI) serta diberikan edukasi terkait pola asuh dan pemenuhan gizi seimbang.
“Kami memastikan kader-kader kesehatan memiliki pemahaman yang cukup untuk memberikan edukasi kepada ibu hamil dan balita, terutama dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang sangat menentukan masa depan anak,” jelas Alwiati.
Di samping itu, penguatan peran Posyandu juga menjadi prioritas, agar masyarakat memiliki akses lebih baik terhadap layanan kesehatan ibu dan anak.
“Kami terus mengoptimalkan peran Posyandu khususnya dalam pemantauan pertumbuhan dan gizi anak agar lebih terkontrol,” tambahnya.
Disebutkan saat ini, angka stunting di Balikpapan tahun 2024 dalam tahap verifikasi oleh Kementerian Kesehatan RI. Namun, Alwiati optimis bahwa dengan berbagai program yang telah dijalankan, angka stunting dapat terus ditekan.
“Kami berharap program ini bisa memberikan dampak signifikan dan angka stunting menurun. Pendampingan dan evaluasi terus dilakukan untuk memastikan hasilnya maksimal,” tutupnya. (*)