Focuskaltim.id, Tenggarong – Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah mengatakan Erau Adat Benua Tuha yang digelar selama tujuh hari tujuh malam sejak Sabtu (24/8)-Jumat (30/8) merupakan ritual adat untuk melestarikan tradisi, kesenian, dan budaya daerah.
Erau Adat Benua Tuha rutin digelar setiap tahun oleh masyarakat Desa Sabintulung, Kecamatan Muara Kaman, Kukar, Kalimantan Timur sebagai bentuk penghormatan warga setempat terhadap tradisi dan budaya leluhur.
“Erau Adat Benua Tuha bukan hanya untuk menjaga dan melestarikan seni budaya leluhur, namun bisa juga dikemas lebih baik lagi sehingga bisa mendatangkan wisatawan lokal, nusantara, bahkan mancanegara setiap tahun,” ujar dia di Tenggarong, Kamis.
Ketika tradisi leluhur ini dikemas lebih baik dengan menyajikan beragam seni dan lainnya, maka para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berpartisipasi dalam kegiatan ini bisa mendapatkan keuntungan.
Bahkan, katanya, ketika banyak wisatawan datang karena ketertarikan pada kegiatan ini, maka dampak berganda akan muncul, mulai dari penginapan atau hotel, restoran, rumah makan, termasuk suvenir, sehingga kolaborasi juga penting dilakukan.
Pemkab Kukar memiliki program Kukar Kaya Festival sehingga apa yang dilakukan oleh Desa Sabintulung merupakan bagian tradisi untuk mendukung pemerintah daerah.
Ia mengharapkan festival ini mempunyai daya tarik tersendiri dan lebih semarak pada masa mendatang.
“Saya harap masyarakat Sabintulung bisa menjaga adat tradisi ini dengan baik, karena tidak semua desa mempunyai histori dan sejarah seperti ini. Semoga melalui acara Erau Adat Benua Tuha, semua mendapat manfaat baik secara ekonomi, budaya, maupun sosial,” katanya.
Kepala Desa Sabintulung Arta mengatakan sebelum menjadi nama Sabintulung, desa tersebut awalnya bernama Benua Tuha.
Pemerintahan Desa Sabintulung berkomitmen melestarikan budaya leluhur dengan rutin mengadakan Erau Adat Benua Tuha, agar budaya dan adat istiadat tidak hilang tergerus zaman dan anak cucu mendatang tetap mengetahui tradisi itu.
“Erau ini prinsipnya merupakan pesta adat yang selain untuk melestarikan budaya leluhur, sekaligus untuk memberikan hiburan dan menumbuhkan perekonomian masyarakat desa,” kata dia.
Sumber:Antara