Focuskaltim.id, Samarinda – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-68, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim), salah satu rangkaian akan menggelar kegiatan simbolis berupa penanaman padi di lahan eks tambang Bukit Baeduri Energi (BBE), Kamis 9 Januari 2025 mendatang.
Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa lahan eks tambang dapat dimanfaatkan kembali sebagai area pertanian produktif.
Sekretaris Daerah Kaltim, Sri Wahyuni menjelaskan setelah Upacara HUT, dilanjutkan dengan pembukaan Pekan Raya Kaltim (PRK). Setelah itu, para VIP akan berganti pakaian lapangan menuju kantor Camat Sungai Kunjang menuju area penanaman menggunakan skuter listrik.
“Yang ingin disampaikan disini adalah eks tambang bisa digunakan sebagai arena tanam, kemudian menggunakan kendaraan ramah lingkungan yakni skuter listrik. Ini menjadi salah satu pesan dalam tema HUT yaitu Membangun Kaltim untuk Nusantara. Membuktikan pembangunan berkelanjutan. Apalagi lahan tambang ternyata bisa menjadi lahan produktif pertanian,” jelas Sekda Sri saat menjadi narasumber pada Dialog Publika TVRI Kaltim, Selasa (7/1/2025).
Menanggapi hal tersebut, Pakar Komunikasi Rina Juwita menilai bahwa langkah Pemprov Kaltim dapat mengubah persepsi publik terkait lahan eks tambang yang selama ini dianggap sebagai lahan mati.
Namun,lanjutnya pengemasan kegiatan penanaman pohon di eks tambang BBE ini dapat menciptakan sinergitas penting dan mendukung penuh pembangunan nusantara saat ini.
Menurutnya, Kaltim dikenal sangat kaya dengan hasil bumi salah satunya tambang. Meskipun menjadi penyumbang pendapatan yang besar tapi juga sering menjadi polemik. Maka dengan kegiatan simbolis menanam padi bersama akan bisa mengikis secara perlahan bahwa lokasi eks tambang bisa diolah kembali lahannya.
“Karena selama ini masyarakat memahami bahwa eks tambang adalah lahan mati yang sering menimbulkan tragedi negatif. Namun, ketika Pemprov Kaltim berusaha merubah persepsi masyarakat bahwa lahan tambang bisa dijadikan lahan produktif lagi, maka diharapkan bisa mensinergikan isu-isu bahwa industri ekstraktif akhirnya kedepan bisa diolah sedemikian rupa dan kita tidak kehilangan alam ini sepenuhnya,” terang wanita yang menjabat Wakil Dekan I Fisip Unmul ini.
Serta diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan di masa depan.(*)